Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Juni 2012

5 Tahap Kehilangan


 
Dan tentu saja tahapan tersebut tidaklah mudah, pada tiga tahap awal, pada umumnya seseorang akan terlibat dalam perdebatan emosi di dalam diri sendiri. Hal ini cenderung menyebabkan seseorang mudah depresi dan tertekan. Apabila tak segera diatasi, akibatnya tak akan baik untuk hidup Anda.
Bagaimana mengatasinya? Ketahui setiap tahapan yang dilewati terlebih dahulu.

Tahap 1: Penolakan
Menolak adalah tahapan pertama yang harus dilewati saat kita kehilangan seseorang yang penting di dalam hidup. Reaksi yang muncul pada umumnya adalah pertanyaan-pertanyaan 'Bagaimana bisa terjadi?', 'Apakah ini mimpi?', 'Kenapa harus terjadi padaku?' dan lain sebagainya.
Penolakan ini kebanyakan terjadi karena harapan tak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Dan inilah tahap awal di mana seseorang merasa tertekan.

Tahap 2: Kemarahan
Berkembang dari tahap penolakan, seseorang yang telah kehilangan akan mulai marah, bertanya-tanya kenapa harus terjadi pada dirinya, merasa tidak adil dan tidak terima.
Ada berbagai sikap yang akan ditunjukkan dalam tahap ini, mulai dari melampiaskan pada orang lain, menjauh dari Tuhan, atau melakukan hal yang tak pernah dilakukan sebelumnya.

Tahap 3: Depresi
Tahap ini termasuk tahapan yang sangat serius, karena di sini seseorang agak sulit mengontrol dirinya. Pada beberapa kasus depresi berat, seseorang bisa kehilangan kesadaran dan 'hidup' dalam dunia yang dibentuknya sendiri.
Pada kasus depresi ringan, sikap yang ditunjukkan mungkin berbeda, mulai dari mengurung diri, terus menerus menangis, menjadi pendiam, atau mogok makan.

Tahap 4: Penghiburan
Ini adalah tahap antiklimaks di mana seseorang mulai mengerti apa yang terjadi saat kehilangan, dan bagaimana ia harus bersikap. Di sini, ia menyadari bahwa tak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk mengembalikan orang yang telah hilang di dalam hidupnya. Dan, hidup masih terus berjalan sehingga ia tak bisa terus menerus menyesali dan larut dalam kesedihan.
Ia akan mulai bangkit serta melakukan sesuatu yang bisa membuat ia merasa nyaman dan menemukan dirinya kembali.

Tahap 5: Penerimaan
Di sini, seseorang yang telah kehilangan benar-benar bisa menerima dan menyadari bahwa seseorang yang dicintainya sudah menempuh jalan yang berbeda. Dan ia akan berusaha menjalani hidupnya sendiri kembali, meminta maaf pada orang di sekitarnya yang telah dibuat repot, memperbaiki sikap dan melakukan hal-hal yang dapat membuatnya melanjutkan hidupnya.


sumber: vemale.com

Senin, 09 Januari 2012

Homesick


Bagi mereka yang tinggal jauh dari tempat kelahiran, dalam suatu taraf tertentu dan dalam suatu waktu tertentu akan mengalami apa yang disebut sebagai homesick.

Sebuah makalah yang ditulis oleh Chris Thurber dan juga Edward Walton dalam jurnal American Academy of Pediatrics menuturkan bahwa rindu kampung halaman (homesickness) didefinisikan sebagai penderitaan atau kesengsaraan dan penurunan fungsional yang disebabkan oleh pemisahan dirinya dengan rumah atau objek-objek tertentu.

"Mereka yang menderita kondisi ini umumnya merasakan beberapa bentuk kecemasan, kesedihan dan kegelisahan. Dan yang paling jelas adalah pikiran obsesif terhadap keasyikan di rumah," ungkap Thurber, seperti dikutip dari CNN, Rabu (15/9/2010)

Para ahli menuturkan bahwa rindu yang tercipta belum tentu selalu tentang rumah, karena bisa saja ia merindukan sesuatu tentang lingkungan, atau teman-temannya. Homesick ini bisa juga disebabkan karena merasa kehilangan momen-momen bersama orang-orang terdekat, keluarga, teman, pacar. Misalnya tidak bisa hadir saat temannya menikah atau memiliki anak. Selain itu lingkungan baru dengan aktivitas yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya membuat seseorang merasa asing di lingkungan tersebut. Kebiasaan lama yang kemudian berubah atau hilang di tempat baru juga bisa membuat orang merasa homesick. Jadi homesick ini tidak sama persis dengan suatu penyakit.

"Homesick berasal dari kebutuhan naluriah seseorang mengenai cinta, perlindungan, keamanan, perasaan dan kualitas yang biasanya berhubungan dengan rumah. Ketika kualitas tersebut tidak ada di lingkungan yang baru, maka seseorang akan mulai merasakan ada sesuatu yang hilang," ujar Josh Klapow, seorang psikolog klinis dan profesor dari University of Alabama's School of Public Health.

Klapow menuturkan seseorang tidak hanya merasa kehilangan rumah, tapi merasa kehilangan sesuatu yang normal, rutinitas dan ruang sosial yang lebih besar yang dapat membantunya bertahan hidup.

"Homesick adalah suatu emosi spontan yang bisa dirasakan dampaknya oleh orang dewasa dan anak-anak, sehingga dibutuhkan periode waktu tertentu agar bisa beradaptasi dengan lingkungan baru," ungkap Thurber.

Perasaan homesick ini akan membuat seseorang menjadi lebih sensitif dan melankolis. Ia cenderung mendramatisir perasaan sedih yang dialaminya. Ia akan mudah merasa terisolasi, sedih, dan kosong. Selain berpengaruh pada kondisi mental kejiwaan seseorang, homesick juga bisa mempengaruhi kondisi tubuh. Seseorang yang dilanda homesick biasanya akan mudah kehilangan nafsu makan hingga menyebabkan berat badannya berkurang, selalu merasa pusing, hingga sakit perut tiba-tiba.

Perasaan seperti ini bisa bertahan dalam jangka waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu. Semuanya itu tergantung dari kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya.




Banyak faktor yang bisa mempengaruhi kondisi homesick ini, salah satunya adalah faktor orangtua. Karena itu ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua agar homesick anaknya tidak bertambah buruk, yaitu:

  1. Usahakan untuk menghindari ekspresi kecemasan di depan anak, tapi cobalah untuk menunjukkan rasa optimisme mengenai pengalaman yang berhasil dilaluinya.
  2. Jangan terlalu sering menelepon. Panggilan telepon bisa menjadi bumerang, mendengar orangtua atau anaknya menangis bisa memperburuk rasa kerinduang yang muncul.
  3. Doronglah anak untuk mencari teman dan dukungan dari orang-orang yang dipercayainya di lingkungan baru. Hal ini bisa membantunya memudahkan proses transisi.
  4. Usahakan untuk tidak membuat janji akan menjemputnya bisa timbul rasa rindu, karena hal ini akan menurunkan kemungkinan kesuksesan si anak di lingkungan baru.
Namun jika rasa rindu tersebut muncul, seseorang bisa melakukan beberapa tips berikut untuk mengatasinya, yaitu:
  1. Eksplor tempat baru. Belilah peta atau petunjuk jalan. Carilah tempat-tempat menarik seperti situs kebudayaan, tempat nongkrong, komunitas, museum, pameran seni, tempat makan, hingga event-event seru yang biasa diadakan di kota tempatmu tinggal yang baru ini. Eksplorlah bersama teman-teman disana. Jangan biarkan dirimu berdiam diri sendiri di rumah sambil terus bersedih hati. Lakukan hal yang menyenangkan sekaligus menantang. Aktifkan dirimmu. Semakin kamu mengenal kota barumu itu, semakin kamu akan merasa disanalah rumahmu yang baru. Dan semakin cepat kamu menyatu dengan tempat barumu, maka akan semakin cepat perasaan homesick hilang.
  2. Lakukan berbagai kegiatan, misalnya mengikuti kegiatan sosial atau aktivitas di luar kantor, hal ini bisa membantu melupakan rasa rindu dan menambah teman baru. Lakukan kegiatan outdoor yang menyenangkan seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang, dan menari. Selain akan memperkuat hubungan sosial dengan anggota yang lain.
  3. Membentuk rutinitas sendiri, misalnya dengan tidur lebih cepat atau melakukan rutinitas baru lainnya.
  4. Berbicara dengan seseorang yang bisa memahami dan memiliki perasaan yang sama.
  5. Melakukan sesuatu agar bisa merasa lebih dekat dengan rumah, misalnya meletakkan foto anggota keluarga atau membawa beberapa barang dari rumah.
  6. Tetap jaga hubungan dengan keluarga dan teman terdeka. Jangan berusaha untuk menghilangkan perasaan homesick. Justru rasa homesick ini akan tetap menjaga komunikasi dan hubunganmu dengan kerabat dan terman terdahulu yang berada jauh darimu. Cobalah untuk mempertahankan hubungan yang pernah terjalin dahulu, berbagilah cerita tentang kehidupan barumu. Komunikasi yang konsisten dengan keluarga dan teman di kampung halaman akan membuatmu selalu merasa disayangi dan akan tetap merasa seimbang.